ZingTruyen.Xyz

The Unfinished Story

Cahaya rembulan malam tampak bersinar dengan redup. Awan mendung menutupi sisi bulan purnama hingga terlihat seperti bulan sabit.

Langkah kaki panjangnya menggema di seluruh ruangan kosong yang tampak menyeramkan dan tidak terurus.

Dongjun menghela nafas berat saat melihat sekeliling nya . Rumah keluarga Ye ini benar benar membuat nya ingin pergi ke masa lalu.

Masa dimana dirinya masih bersama dengan Yun ge. Dan masa dimana dirinya bisa bermain dengan bebas seperti seekor burung merpati.

Alasan kenapa Dongjun pergi ke rumah keluarga Ye adalah. Dirinya ingin mengenang masa lalu dan mengunjungi makam keluarga Ye.

Jasad paman dan bibi sama sekali tidak ditemukan. Begitupun dengan jasad Ye Yun , karena itulah Dongjun hanya bisa ke sini jika merindukan mereka semua.

"Paman , bibi , Yun ge aku datang berkunjung" ucap Dongjun kemudian menuangkan arak dalam botol yang selalu dirinya bawa.

Tanpa disadari oleh Dongjun dari tadi ada sebuah mata indah yang terus mengikuti pergerakan nya.

Ye Dingzhi atau Ye Yun sebenarnya berada di rumah keluarga nya. Dirinya berniat untuk melihat keadaan rumahnya serta mengunjungi makam kedua orang tuanya.

Tapi tidak pernah sekalipun ia sangka bahwa ia akan bertemu kembali dengan Dongjun di sini. Apalagi adiknya itu terlihat sedih dan juga muram.

"Apa yang terjadi Dongjun. Kenapa kau terlihat sedih" lirihnya tanpa suara.

Sedangkan Dongjun mendudukkan dirinya di atas rumput kering yang memenuhi rumah kosong itu. Disandarkan tubuhnya pada batang kayu kering di belakangnya.

Tidak memperdulikan jika nanti pakaiannya akan kotor. Pemuda cantik itu hanya ingin mengenang masa lalu nya dengan tenang.

Dongjun menutup mata indah nya sejenak untuk menenangkan diri nya. Tidak bisa dipungkiri bahwa ia sangat emosional saat ini.

"Hisk.... Yun ....hisk....ge ....aku merindukan mu" isaknya pelan.

Dongjun membiarkan air mata nya mengalir deras tanpa suara. Mengikuti perasaan nya yang saat ini sedang kacau.

Meskipun selama ini dirinya selalu terlihat baik baik saja. Nyatanya ia butuh sandaran untuk menenangkan hatinya serta jiwa nya.

Tapi bagaimana dia bisa menyandarkan hatinya. Jika orang yang diharapkan nya malah pergi meninggalkan nya untuk selamanya.

Ye Dingzhi yang melihat kejadian itu tidak bisa menahan diri nya. Akhirnya pemuda tampan itu mendekati Dongjun yang masih terisak pelan .

Semakin dekat dengan Dongjun Dingzhi bisa melihat betapa rapuhnya pemuda cantik itu. Jujur saja hatinya berdenyut sakit saat melihat kondisi Dongjun saat ini.

"Dongjun" panggil nya pelan .

Dongjun yang mendengar suara lirih itu pun mendongak. Entah sadar atau tidak pemuda cantik itu membelalakkan matanya saat melihat wajah Ye Dingzhi.

"Yun ge apakah ini kau" tanya Dongjun penuh harapan.

Ye Dingzhi yang mendengar itu hanya tersenyum paksa. Serindu itukah Dongjun padanya hingga suaranya dipenuhi oleh harapan.

Ye Dingzhi kemudian mendudukkan dirinya di hadapan Dongjun. Dirinya mengelus pelan pipi Dongjun serta tersenyum tipis.

"Iya Dongjun ini aku" ucapnya pelan.

Dongjun menutup mata indah nya menikmati elusan di pipinya. Mimpinya benar benar menjadi kenyataan.

Yun ge nya benar benar menemuinya walaupun hanya mimpi. Dongjun sudah puas bisa melihat wajahnya dan juga bisa merasakannya.

"Yun ge aku tidak mau bangun dari mimpi ini" ucap Dongjun membuka mata indah nya.

Ye Dingzhi hanya mampu terdiam mematung setelah mendengar perkataan itu.

"Kau menganggap
bahwa ini mimpi Dongjun" pikirnya tersenyum miris.

Ditatapnya mata bulat Dongjun yang sebening Cristal. Dirinya akui bahkan dalam mimpi sekalipun ia tidak pernah menyangka akan bisa melihat Dongjun lagi.

"Yun ge aku mohon jangan tinggalkan aku lagi"

Dongjun merengkuh tubuh tinggi yang mematung di hadapannya. Dirinya tidak menyangka pelukan ini terasa sangat nyata sekali.

Ye Dingzhi membalas pelukan hangat itu tidak kalah erat. Di elusnya rambut Dongjun yang tertiup angin malam yang berhembus lirih menemani mereka berdua.

Di malam yang sunyi sepi ditemani oleh cahaya rembulan malam yang meredup akibat awan mendung. Serta semilir angin sejuk yang berhembus lirih.

Dua orang pemuda yang dipisahkan oleh keadaan namun disatukan kembali oleh takdir. Apakah mungkin mereka mampu melawan dunia yang ingin memisahkan mereka berdua.

Ye Dingzhi tau bahwa dirinya harus melepaskan Dongjun agar pemuda cantik itu aman. Tapi dirinya tidak bisa lebih tepatnya dirinya tidak sanggup melepaskan Dongjun.

"Aku mohon sekalipun ini hanya sekedar mimpi tolong jangan meninggalkan ku Yun ge. Aku rela menggenggam bara api agar bisa bersamamu"

"Walaupun pada akhirnya aku harus kehilangan nyawaku aku merelakan itu semua. Aku hanya ingin berada di tempat dimana dirimu berada meskipun itu adalah tempat paling mengerikan di dunia" batin Dongjun mengeratkan pelukannya.

Ye Dingzhi melepaskan pelukan mereka berdua. Ia menatap lembut mata indah Dongjun yang seakan enggan berpaling dari dirinya.

"Apakah kau sangat merindukan ku Dongjun" tanya Ye Dingzhi pelan.

"Sangat Yun ge rasanya aku ingin menyusul mu bersama dengan paman dan bibi. Aku ingin selalu bersama mau" ucap Dongjun tegas.

"Tolong jangan tinggalkan aku lagi "tambahnya dengan air mata yang kembali menetes.

"Aku tidak akan meninggalkan mu" ucap Ye Dingzhi.

Dikecupnya bibir Dongjun pelan seolah-olah meyakinkan pemuda cantik itu bahwa Ye Dingzhi tidak akan pernah meninggalkan nya.

( Buset dah main sosor aja anak orang 😲😲😲)

"Janji Yun ge "

"Aku berjanji Dongjun "

Dongjun tersenyum senang pemuda cantik itu langsung mencium bibir Ye Dingzhi. Bahkan sampai melumat nya .

Sedangkan Ye Dingzhi terdiam mematung saat mendapatkan serangan tiba-tiba. Ia tidak menyangka Dongjun akan seberani itu.

(Ehhh padahal kan kamu yang nyosor duluan Yun ge 🤣🤣🤭🤭🤭)

Setelah sadar Ye Dingzhi mengimbangi permainan bibir Dongjun. Diciumnya ganas pemuda cantik yang masih asik melumat bibirnya.

Suara decakan lidah dan hisapan menggema di seluruh penjuru rumah kosong itu . Dongjun meremas pakaian milik Ye Dingzhi untuk melampiaskan apa yang ia rasakan.

"Emmmmm....ahhhh....emmmm)

Ye Dingzhi akhirnya melepaskan ciuman mereka berdua saat dirinya merasakan Dongjun sudah hampir kehabisan nafas.

Sedangkan Dongjun menghirup udara dengan rakusnya saat ciuman itu terlepas. Pemuda cantik itu memandang Ye Dingzhi dengan pandangan sayu.

Ye Dingzhi sendiri sekuat tenaga menahan diri agar tidak menerkam pemuda cantik itu. Apalagi kondisi Dongjun dengan pandangan sayu dan bibir nya yang berwarna merah merekah setelah ciuman mereka berdua.

"Tidurlah Dongjun , aku tau kau lelah" ucap Ye Dingzhi.

Dongjun mengangguk paham kemudian dirinya menyandarkan kepalanya pada dada bidang pemuda di hadapannya.

Tidak lama Ye Dingzhi mendengar dengkuran halus pemuda cantik itu. Dengan lembut ia mengangkat tubuh Dongjun ala bridal style dan membawanya ke penginapan.

Dirinya langsung meloncat lewat jendela kamar. Karena jika masuk lewat depan maka Ye Dingzhi akan ketahuan oleh pelayan penginapan.

Pemuda tampan itu membaringkan tubuh Dongjun dengan lembut di atas kasur. Dirinya menyelimuti nya seperti bayi.

Ye Dingzhi tersenyum tipis saat melihat wajah damai Dongjun. Dikecupnya kening Dongjun dengan pelan agar tidak menggangu tidurnya.

"Aku berjanji padamu. Aku akan berusaha untuk melindungi mu dan tidak pergi lagi darimu" ucap Ye Dingzhi lembut.

Dirinya kemudian segera pergi dari kamar Dongjun. Sedangkan Dongjun tersenyum dalam tidurnya karena merasakan perasaan nyaman setelah sekian lama.

Tbc....

See you again...

Btw ini aku mau tanya pasangan lainnya ada yang mau request nggak.

Jujur aja aku enggak tau soal pasangan lainnya.

Soalnya aku fokus Ama scene Dongjun Ama Dingzhi 🙏🙏🤭🤭🤭

Bạn đang đọc truyện trên: ZingTruyen.Xyz