ZingTruyen.Xyz

Lili Of The Valley Lee Jeno

"Wah, bayi kalian lumayan aktif ya", Jeno terperangah menatap layar monitor dihadapannya, begitu juga Yeji yang tengah berbaring sambil menatap tidak percaya.

Dia benar-benar hidup di dalam sini.

"Ingin mendengarkan detak jantungnya, Jeno?", tawar Doyoung, selaku dokter kandungan yang menanganinya.

"Bolehkah?"

"Tentu saja", Jeno menanggapinya dengan tersenyum, lalu mendekatkan telinganya ke fetal doppler. Dentangan kecil samar yang hinggap di telinganya lantas mengundang air mata merembes turun membanjiri pipinya.

Hati pemuda itu bergemuruh bahagia, menyerukan ucapan syukur dan terima kasih dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Mata pemuda itu kemudian menatap penuh kagum pada wajah pucat Yeji.

"Terima kasih. Terima kasih banyak, Yeji", Jeno merengkuhnya, membagikan kebahagiaannya. Lalu menuntun Yeji untuk duduk, menegakkan tubuhnya.

"Biarpun kalian sedikit terlambat untuk melihatnya tapi sepertinya kondisi bayi kalian sangat sehat di usianya yang ke-20 minggu", jelas Doyoung.

"Tapi ada satu masalah disini, kelahiran pada usia muda sangat beresiko. Jadi aku sarankan untuk memperbanyak istirahat dan usahakan menghindari tekanan apalagi sampai stress"

"Baik. Terima kasih atas sarannya, Dokter Kim. Kalau begitu kami permisi dulu"

Mereka berdua keluar dari klinik tersebut dengan perasaan bahagia. Terlebih lagi Yeji.

April, adalah bulan paling indah menurut Yeji, bunga sakura bermekaran di sepanjang jalan, udara yang tidak terlalu panas juga orang-orang yang mulai menggelar tikar untuk berpiknik di taman.

Walaupun perempuan tersebut tidak begitu menyukai keramaian tapi keramaian di bulan April berbeda.

Rasanya....

Hangat.

"Kamu mau pergi ke festival musim semi?"

"Tentu, asalkan kamu tidak keberatan"

"Eeiyy. Aku kan sudah bilang hari ini aku cuti untuk menemani istriku"

Yeji tersenyum tipis, semenjak kepindahan mereka ke Busan beberapa bulan lalu, Jeno bersikeras ingin bekerja untuk mengisi hari liburnya sebelum menjadi mahasiswa.

Awalnya tentu saja Yeji menolak, karena bagaimanapun Jeno tidak memiliki pengalaman bekerja paruh waktu sepertinya.

Namun, sepertinya dugaannya salah. Suaminya itu berhasil menjadi pramusaji di salah satu restoran, lalu hari berikutnya Jeno menambah pekerjaannya menjadi tukang angkat barang di salah satu swalayan, tidak sampai disana suaminya itu juga berhasil menjadi model di salah satu salon kecantikan.

Kadang Yeji merasa iba ketika melihat Jeno pulang larut malam dengan wajah kelelahan. Istilah pergi pagi pulang pagi kini tersemat pada pria Lee itu.

"Aku akan mengumpulkan uang lebih banyak. Lalu sebentar lagi, kita akan pergi ke klinik dan melihat bayi kita!"

Begitulah jawaban Jeno setiap dia pulang ke flat dengan wajah kelelahan sambil tersenyum.

Kadang walaupun ragu Yeji ingin sekali menanyakan, mengapa orang tua Jeno tak pernah berkunjung ? Atau mengapa Jeno harus bekerja padahal dia mempunyai cukup uang dahulu? Namun perlahan Yeji sadar, jika suaminya itu pasti memiliki alasan untuk menutupi itu semua darinya sampai saat ini dan Yeji memilih untuk menelan pertanyaan itu bulat-bulat.

Karena tidak tega, akhirnya Yeji juga memutuskan untuk membuka jasa jahit pakaian. Walaupun tidak seberapa, setidaknya cukup untuk meringankan beban di pundak Jeno walaupun sesaat.

"Hari ini, mari kita bersenang-senang!", seruan Jeno membuyarkan lamunannya.

Yeji hanya mengangguk tanda setuju, lalu mereka berdua menghambur ke dalam ramainya festival bunga sakura sore itu.

"Kamu ingin membeli sesuatu?"

"Hmmm.. Aku mau gelang ini. Bagaimana cantik tidak?"

"Tidak"

"Ha?"

"Terus yang cantik yang mana?"

"Kamu lebih cantik"

Sialan sekali Lee Jeno. Bisa-bisanya dia menggoda istrinya di kerumunan orang seperti ini! Jangan tanya bagaimana wajah Yeji sekarang, tentu sudah merah padam menahan malu.

"Yaampun. Kalian pasti pasangan muda yang saling mencintai, kalau begitu aku berikan bonus bagaimana?"

"Bonus?"

"Iya, ini ambilah. Gelang ini jimat keberuntungan untuk orang yang sudah menikah. Pastikan untuk terus memakainya", pedagang itu memberikan dua buah gelang dengan bandul bunga Lili kecil yang cantik.

"Terima kasih, Paman"

"Kamu belum tidur?", Yeji menghampiri suaminya yang tengah bersandar pada kepala ranjang sambil memandangi foto USG anak mereka tadi.

"Belum"

"Kenapa? Ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"

"Aku.. Entahlah, aku rasanya sangat bahagia. Aku ingin dia cepat-cepat lahir. Aku ingin memeluknya"

"Kamu bisa memeluknya beberapa bulan lagi. Sekarang bagaimana kalau memeluk ibunya dulu?", Jeno tersenyum kemudian merentangkan tangannya mendekap tubuh gembul Yeji dengan hangat. Lalu menariknya untuk ikut berbaring di sebelahnya.

Dua sejoli itu kini tersenyum sambil memandangi foto USG anak mereka.

"Aku bodoh sekali dulu. Kenapa aku sangat tega untuk menggugurkannya?"

"Sudahlah. Masa lalu memang tidak bisa diubah, bukan?"

"Yeji. Hmmm, sejujurnya aku ingin menanyakan sesuatu sejak lama"

"Apa?"

"Kenapa kamu tidak memukulku saat di bar? Kamu bisa saja menendangku dan lari, bukan?"

"Kamu mau tahu alasannya?", Jeno mengangguk sebagai jawaban yang lantas membuat Yeji tersenyum.

"Karena aku melakukannya bersamamu. Aku tahu mungkin aku bodoh tapi aku yakin kamu tidak akan lari setelah itu"

"Tapi aku lari!"

"Itu artinya aku memang bodoh"

Hening.

Perasaan bersalah itu kembali menyelimuti keduanya.

"Kamu tahu, Jeno. Bahkan ketika aku diberi kesempatan untuk merubah masa lalu, aku tidak akan merubah apapun. Aku tidak akan pernah menyesal. Kamu tahu karena apa?", Yeji mendongak mendapati wajah antusias suaminya.

"Karena aku melakukannya bersamamu. Karena itu kamu, Lee Jeno. Lee Jeno yang selalu berpikir panjang, Lee Jeno yang bekerja keras, Lee Jeno yang mencintaiku sampai saat ini"

"Tapi Lee Jeno juga yang sudah berbuat dosa", timpal Jeno dengan nada sendu.

"Kalau kamu tidak punya dosa maka aku akan iri. Tidak, mungkin semua makhluk di bumi juga akan iri"

"Terima kasih", gumam lelaki bermarga Lee itu sambil mengeratkan pelukannya.

Dari semua alasan mengapa Yeji menyukai bulan April, ada satu hal yang menjadi alasan utamanya, Lee Jeno lahir di bulan ini dan Yeji menantikan hari itu. Hari kelahiran lelakinya.


"Kamu sudah tahu dia ada dimana?"

"Baguslah. Kalau begitu siapkan mobilnya. Aku akan kesana besok!"


TBC.

Huaahhh... Akhirnya!! Setelah sebulan nggak update! Semoga kalian masih inget cerita ini ya... 😭😭 Aku ngetiknya sks jadi maaf kalau misalnya ada typo..

Terima kasih!

Don't forget to tap ✨ and comment 🙏🏻

Bạn đang đọc truyện trên: ZingTruyen.Xyz